Photo by Polina Zimmerman from Pexels Software Testing adalah sebuah proses untuk mengevaluasi atau memeriksa fungsionalitas dari sua...

 

Photo by Polina Zimmerman from Pexels
Photo by Polina Zimmerman from Pexels

Software Testing adalah sebuah proses untuk mengevaluasi atau memeriksa fungsionalitas dari suatu software dengan maksud apakah software yang dikembangkan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan atau tidak, selain itu software testing dilakukan untuk menghasilkan software berkualitas yang bebas bug.

dalam software testing terdapat dua jenis pengujian(testing) yang dapat dilakukan yakni functional testing dan nonfunctional testing lalu apa perbedaan keduanya?


  • Functional Testing

Functional Testing adalah pengujian berdasarkan 'Functional' / Fungsionalitas perangkat lunak atau aplikasi yang sedang diuji. Functional testing menguji perilaku perangkat lunak yang diuji berdasarkan software requirement, untuk melakukan panduan pengujian biasanya berdasarkan dokumen software specification, Requirement Specification atau biasa disebut juga dengan Functional Specification Document.


  • Nonfunctional Testing

Non-Functional Testing jika functional testing melakukan pengujian berdasarkan fungsionalitas perangkat lunak maka pada nonfunctional testing mengechek pada aspek non functionalnya misalnya performance(performa), usability(kegunaan), reliability(keandalan)


Contoh:



dalam form login functional testing akan menguji apakah fungsi login dapat berjalan sesuai requirement semisal user hanya dapat login ketika memasukkan username dan password atau setelah menekan tombol login user dapat mengakses halaman dashboard.


sedangkan untuk non functional testing dilakukan pengujian apakah form login mampu menghadle ketika ada banyak user yang login secara bersamaan, atau apakah halaman login dapat dimuat dalam 5 detik 





catatan kaki:

What’s the difference between functional and nonfunctional testing?

Functional Testing Vs Non-Functional Testing

Functional Testing Vs Non-Functional Testing: What’s the Difference?

 

 

  setelah waktu itu me-review mie pedas kekinian di Jogja ( bisa di baca disini ), muncul lagi pesaing dari gacoan yang bernama mie talk, sa...

 


setelah waktu itu me-review mie pedas kekinian di Jogja (bisa di baca disini), muncul lagi pesaing dari gacoan yang bernama mie talk, saat itu saya berkesempatan mencicipi saat grand opening dan mendapatkan harga promo potongan 50% dari harga aslinya.

pada saat grand opening pengunjung yang datang sangat membludak dan harus antri, tapi menurutku worth it sih untuk perjuangan mendapatkannya (eaa)

letak mie talk ada di jln Demangan terdapat di selatan kampus Sanata Dharma Kampus 1 



untuk rasa dari mienya cenderung lebih gurih ketimbang gacoan, jadi buat kalian yang berlidah indonesia timur atau kurang suka dengan makanan dengan rasa manis maka mietalk ini bisa di jadikan rujukan untuk menikmati mie pedas.

untuk harga sendiri mie talk tidak jauh berbeda dengan pesaingnya mie gacoan.



Tahun 2020 mungkin bisa jadi tahun terburuk bagiku karena lulus di saat waktu yang tidak tepat. mencari kerja susah, iya sih lowongan kerja ...



Tahun 2020 mungkin bisa jadi tahun terburuk bagiku karena lulus di saat waktu yang tidak tepat. mencari kerja susah, iya sih lowongan kerja banyak tapi seleksinya lebih ketat (mungkin). Perusahaan mencari talenta terbaik sebab di tengah pandemi kini pendapatan perusahaan bisa jadi menurun.

berkali-kali di hubungi untuk wawancara tapi hanya sampai pada tahap interview, ada yang ngasih kabar adapun tidak. Aku sadar diri mungkin skillku masih kurang pengalaman coding hanya sebatas ngerjain skripsi oleh sebab itu perlu upgrade skill.

sempat ada teman yang berujar "kamu sekarang belajar lagi lah kemarin kuliah ngapain aja?". hmmm yang namanya belajar itu ngk ada kata terlambat apalagi bagiku yang memegang prinsip selagi masih hidup harus mau terus belajar.

mungkin benar sih selama kuliah kurang banget aktif di kegiatan  per-coding-an, ngk memanfaatkan matkul pkl sebaik mungkin hehe.




kebetulan pas ada notif email masuk dari qoura di group serikat pekerja teknologi. ternyata ada yang bagiin postingan soal mentorship frontend cuma buat 10 orang dengan harga yang cukup terjangkau dan terhitung murah (menurutku).
tanpa babibu aku langsung ngehubungi yang buat postingan via DM twitter dan daftar.

minggu pertama mentorship dikenalkan tentang dasar html dan tools di visual code.
menurutku yang paling penting di bagian tools di visual code itu sih, kayak I've been curious all the time setiap ngeliat orang live coding "kok bisa gitu sih" but now I know tools apa yang di pake.

yang paling ku suka di mentorship ini adalah jumlah pesertanya yang sedikit jadi lebih terarah dan ada sesi mentorship 1 on 1 (walaupun aku jarang pake).

tugas yang dikasih juga seru sih (sekarang aku kecanduan frontendmentor) dan jadi beli monitor biar enak codingnya.

sekarang focus perdalam ilmu cssnya dulu sembari nunggu si masnya buka kelas javascript.

buat yang penasaran bisa ngehubungi masnya via twitter di sini

Photo by  Paul Theodor Oja  from  Pexels  "bukan sekarang tapi nanti" - mama  saat masih kecil aku sering mendengar kalimat itu be...

Photo by Paul Theodor Oja from Pexels


 "bukan sekarang tapi nanti" - mama 

saat masih kecil aku sering mendengar kalimat itu berkali-kali ketika aku meminta dibelikan sesuatu ke mama, aku membenci kalimat tersebut. Siapa yang akan menyangka, aku yang  saat ini berusia 22 tahun menjadikan kalimat tersebut penyemangat setelah berkali-kali di tolak dalam wawancara kerja. "bukan sekarang tapi nanti" menjadi pengingat bahwa mungkin aku harus terus belajar lagi.

not gonna blame the corona virus for this failure, everyone suffering too so I'm not the only one. I just need to be patience.